Sudah banyak laporan yg tercatat jelas dari beberapa orang yang mengaku pernah melihat "kendaraan asing" atau bahkan berkomunikasi dengan "makhluk" asing yg bukan merupakan penduduk bumi.
Pro dan kontra tentang makhluk ini masih terasa gaungnya hingga roket pulsa nuklir berkecepatan 41.400 kilo meter per detik "daedalus" dirancang orang , sementara laporan-laporan baru tak henti datang dan memberi bukti.
Laporan yang cukup tua mengenai kehidupan di langit lain ialah berasal dari abad ke-15 SM, yg tertera dalam buku harian Thutmosis III (Fir'aun Mesir kuno , 1504-1450 SM).Laporan dlm papirus tulli tsb adalah sbb:
“Dalam tahun duapuluh dua , dalam bulan kedua musim dingin,pada jam keenam bulan hari itu....para penulis dari rumah kehidupan melihat adanya sebuah lingkaran api yg muncul di angkasa.Dia tidak memiliki kepala dan nafasnya berbau busuk (maksudnya asap yang keluar dari benda tsb), panjang 1 rod (5 meter) , lebarnya 1 rod.Dia tidak bersuara.Karena kebingungan mereka bertiarap...Mereka menghadap Fir'aun untuk melaporkan apa yang telah mereka lihat.
Baginda Raja merenungkan dan memikir-mikir persoalan itu.Sementara...beberapa hari kemudian benda-benda itu bertambah banyak di angkasa.Angkatan perang Fir'aun terus mengawasi benda-benda itu tatkala Baginda Raja berada ditengah tengah mereka. Waktu itu adalah waktu setelah makan malam.LIngkaran api itu kemudian semakin naik lebih tinggi di angkasa menuju ke selatan.Ikan dan Itik berjatuhan dari udara.Dan Fir'aun menyuruh mengambil kemenyan,yang kemudian dibakarnya untuk mendapatkan keamanan dan ketentraman dalam kehidupan rakyatnya.. “
Kesaksian lain yg cukup khas dan sempat dicatat adl ketika Jhon O'Neill,seorang editor sains dari New York Herald Tribune ,tengah meneropong bulan pada malam tanggal 29 Juli 1953.Ia menyaksikan suatu benda semacam "jembatan" aneh memanjang 12 mil di daerah Mare Crisium Bulan.Benda tsb yang sebelumnya tidak ada.Sementara penyaksian O'neill dicemooh oleh astronom lain,muncullah kesaksian pakar bulan nomor wahid dari Inggris H.P. Wilkins , yang menandaskan bahwa ia pun menyaksikan "jembatan" aneh yang tiba-tiba muncul itu.
Setelah itu,Patrick Moore,anggota British yang menghubungkan satu gunung dengan gunung lainnya di dataran Mare Crisium atau Sea of Crisis.Yang lebih aneh lagi, 84 tahun sebelum kesaksian O'Neill,Swift dari Mattoon II,menyaksikan objek-objek yg bergerak melintasi bulan pada tanggal 7 Agustus 1869,dua puluh menit sebelum terjadi gerhana matahari total.
Bahkan lima tahun sesudahnya, tepatnya pada tahun 1874,Monsieur Lamey,pakar langit dari Perancis,melaporkan bahwa dirinya melihat obyek-obyek yang jumlahnya sangat banyak,berwarna hitam,berbondong-bondong melintasi permukaan bulan.
Di Indonesia, Dedi Suardi , pada ahir Agustus 1983 pernah menyaksikan kejadian aneh dipermukaan bulan.Pada waktu itu ba'da shalat Magrib,yang disaksikan pula oleh tetangganya , tatkala sedang mengintip bulan sabit melalui bintang Calestron Catadioptric yg berdiameter 8 inchi, ia tiba2 melihat benda hitam mirip anak panah yg dengan gesitnya hilir mudik dari ujung tanduk bulan ke ujung tanduk bulan yang lain.Fenomena yg mengejutkan itu terasa fantastis lagi karena guna mencapai sisi bulan yang lain , benda aneh itu cuma membutuhkan waktu 1/2 detik!!Kejadian itu berlangsung selama satu jam sebelum lenyap dari pandangan teleskop.
Jadi , mungkinkah ada kehidupan di luar bumi ini?
Untuk menjawab pertanyaan itu ,saya mencoba mengutip Teori Multi Universe yang dilontarkan oleh Hugh Everett.
Teori Multi Universe merupakan sebuah teori yg cukup bernada surialistik , yg mengatakan bahwa jagad raya kita merupakan salah satu dari demikian banyak jagad raya yang sejajar dan berhimpitan , yg dimukimi oleh makhluk-makhluk seperti kita juga.
Teori Ilmuwan dari Universitas Pricenton tsb benar-benar membuat suatu kejutan terhadap dunia Ilmu , sebab ternyata Hugh Everett sendiri telah berhasil menjelaskan banyak gejala fisika kuantum yg sebenarnya sebelumnya sulit diterangkan secara teoritis.
Gejala fisika kuantum yg sulit diterangkan itu ialah mengenai pertentangan antara gelombang dan zarah.yang pertama determinisik sifatnya (dapat dipastikan sebelumnya) ,sedangkan kedua kebalikannya , yaitu cuma dapat diperkirakan probabilitasnya.
Menurut Everett , meskipun jagat raya yg berlainan itu sejajar dan berhimpitan , namun kita tidak mungkin bertandang kejagad raya lain lewat sistem ruang waktu yg kita miliki.
Hal ini berarti bahwa guna bertandang ke jagad raya lain yg berhimpitan , kita mesti harus menguasai terlebih dahulu sistem ruang waktu yang sama sekali masih asing bagi kita.
Dan ternyata , apa yang dikatakan sebagai "The Invisible Window" masih belum terpecahkan oleh manusia di bumi. Tapi saya yakin dan optimis , pada suatu saat nanti manusia bumi dapat menemukan konsep teknologi yg sama sekali berbeda dengan konsep yg kita kenal selama ini.
Nah disinilah yang menurut saya paling menarik , berimbasan dengan the invisible window tadi , dikatakan bahwa dalam dimensi yang berbeda "bersembunyilah" bumi lain yang paralel dengan bumi tempat kita hidup.
Tapiiiiiii , masalahnya dalam keadaan bebas tanpa terpengaruh gravitasi , barulah kita mampu bergerak atau melayang dari bumi ini ke bumi asing yg berada dalam rangkaian kesatuan yg sama.
Andai memang ada yang secara ilmiah disebut antimateri , maka antimateri inilah yang tak akan terpengaruh oleh tarikan gravitasi bumi.
Membingungkan ya teorinya?
Dalam bukunya yg berjudul The Live in the Sky , Trevor James Constable mengajukan teori bahwa, " pemandangan aneh" yg selama ini dilaporkan orang mengkesima di langit luas adalah hewan2 antariksa.
Hewan2 antariksa tsb merupakan jasad makhluk hidup berwujud amuba yg teridiri dari plasma.Dalam keadaan biasa , hewan-hewan tsb tak tampak oleh mata telanjang , karena berada dalam kawasan infra merah dari spektrum yang tampak , bergetar dalam cahaya kemerah-merahan hingga warna jingga , dan seringkali terlihat teramat terang dan menyilaukan.
Karena terbentuk dari plasma , heawan2 tssb mampu merubah tingkat kepadatannya sehingga tampak bagaikan benda padat.
Lingkungan hidupnya disinyalir di kawasan stratosfer keatas , dan hewan2 tersebut bergerak dengan biotenaga pada kecepatan yg amat tinggi , yg sekali tampak dari bumi bagaikan meteor cemerlang yg membelah langit.
The Dogons
Berbagai hipotesis extra-terestrial tak henti-hentinya digencarkan oleh para pakar langit yg ingin mendapat jawaban pasti akan teka-teki ada atau tidaknya peradaban di planet lain.
Suku Dogon ini merupakan sebuah suku di benua Afrika yang masih hidup secara primitif , namun mereka ternyata memuja makhluk-makhluk yang mereka hubungkan dengan sistem bintang Sirius.
Anehnya , tanpa peralatan2 ilmiah yg canggih , Suku Dogon mengetahui secara teliti gerakan maupn karakteristik "pengiring" bintang Sirius yang sangat2 sulit untuk diamati oleh mata telanjang.
Makhluk2 asing tsb berhasil mencitra peradaban Sumeria dan Mesir Kuno.
Menurut tinjauan Astronomis , Sirius merupakan bintang kembar yg jauhnya 8,7 tahun cahaya dari bumi. Tatkala bintang Sirius tampak cemerlang disebelah timur senja hari pada Zaman Mesir Kuno , para penduduk siaga , karena mereka meyakini bahwa musim penghujan akan segera tiba dan akan menyebabkan banjir dari Sungai Nil.
Oleh karena itu , muncullah pemujaan thd bintang Sirius di Mesir , yang setelah beberapa abad masih dilakukan oleh bangsa Arab Jahiliyah.
Namun pemujaan thd bintang Sirius ini siapa tahu juga disebabkan oleh "kunjungan" oleh para penghuni planet2 yg mengiringi bintang yang amat cemerlang itu , andai benar wisata antar bintang telah terjadi .
Mungkinkah Dulu di Mars
Mars adalah planet keempat dari Matahari. Mars dijuluki sebagai Planet Merah karena ada debu berwarna kemerahan yang melingkupinya. Manusia belum pernah mencapai Mars, tetapi Planet ini sudah pernah dikunjungi oleh kendaraan jelajah yg identik.
Pelacakan terhadap kemungkinan adanya kehidupan di antariksa lain terus dilakukan hingga zaman modern ini.
Dari hasil foto tentang planet Mars yang merah , sebagai hasil kejelian kamera Viking I dan Viking II , tampaklah sesuatu yg dapat dijadikan bukti ilmiah bahwa di Mars memang pernah ada peradaban.
Lembaga2 independen Amerika non-profit yang menganalisis foto2 daratan Mars menyodorkan sebuah foto yang menggambarkan arca muka "manusia" sepanjang 1,6 kilo meter yang saat ini mungkin sudah banyak terkikis.
Lalu , satu lagi menggambarkan sebuah piramida bersudut
Menurut lembaga tsb , foto2 khas yang dianalisis dengan komputer supercanggih di Amerika itu menunjukkan bahwa pada suatu rentang waktu purba , di Planet Mars pernah berlangsung suatu peradaban.
Dan banyak para astronom meyakini , sisa-sisa kehidupan masih berlangsung di Mars , maka pencarian itu masih terus dilakukan secara intensif oleh NASA.
Pada tahun 2003 lalu , Amerika berhasil meluncurkan sebuah roket Delta-2 dan mengeluarkan detektor planet Mars dari orbit bumi dengan sempurna , menuju Mars, membangkitkan semangat yg sudah lama membayangi pesawat Challenger akibat kegagalan penyelidikan Mars di masa lalu.
Proyek monumental yang menelan biaya US$ 800 juta merupakan salah satu usaha dari NASA untuk memastikan apakah pernah ada kehidupan di Mars.
Amerika masih memiliki sebuah detektor lainnya , namanya Destiny.
Destiny diluncurkan pada tanggal 25 Juni, tiba di planet Mars pada tanggal 25 Januari tahun depan, akan mendarat di sisi lainnya planet Mars.
Di
Ilmuwan berharap dapat menemukan jejak yang pernah ada di batu karang dan tanah, yaitu jejak air yang pernah eksis untuk mempertahankan kehidupan, meneliti apakah pernah ada air, kondisi zat cair tersebut apakah memiliki kadar air yang cukup, telah berlangsung cukup lama, serta cukup untuk menghasilkan kehidupan. Jika tidak ditemukan bukti, maka orang-orang harus mempertimbangkan kembali pandangan masa lalu. Yakni bahwa planet Mars pernah hangat dan lembab.
Kedua perangkat detektor planet Mars ini menggunakan tenaga penggerak energi surya, mampu bergerak sekitar 30-40 meter setiap hari. Kedua kereta detektor bintang Mars ini dilengkapi dengan kamera video dan mikroskop, serta mesin pemecah batu, untuk penyelidikan komposisi batu Mars bagian dalam.
Namun sebenarnya , tanda-tanda air pernah eksis di Planet Mars setidaknya pernah terlacak oleh Misi Spirit dan Oportunity pada tahun 2004 lalu.
Kedua kendaraan jelajah tsb tiba di Mars setelah melakukan perjalanan selama tujuh bulan dari Bumi. Spirit mendarat di sebuah kawah selebar 150 km di Mars yang diyakini sebagai dasar danau kuno.
Spirit dan
Danau yang mengering di permukaan Mars membuktikan bahwa air pernah mengalir di planet ini. Satu-satunya air yang masih ada di permukaan Mars telah membeku di kutubnya, Jika air pernah mengalir di Mars maka kehidupan juga mungkin ada disana.
Parallel Universe
Parallel Universe sebelumnya hanyalah sebuah cerita fiksi yang biasa dinikmati di film-film , tetapi sekarang banyak ahli fisika yang mulai mempercayai keberadaannya.
Mereka mengatakan bahwa mungkin saja Elvis Presley masih hidup dan ada seseorang yang persis seperti teman-teman di alam semesta lain (sumber bbc.co.uk , 2002).
Ahli fisika yang mengungkapkan keberadaan parallel universe di antaranya adalah Dr. Michio Koku dan Max Tegmark. Dr.Michio Koku (co-founder teori string field) menganalogikan keberadaan parallel universe bagi kita seperti keberadaan daerah luar kolam bagi seekor ikan gurami yang tinggal di dalam kolam (source http://mkaku.org).
Ikan gurami tersebut tidak dapat melihat daerah luar kolam karena keterbatasan "teknologi" yang ia miliki. Demikian juga , kita belum dapat melihat alam semesta lainnya dengan alasan yang sama.
Jika kita bertanya , bagaimana mungkin ikan gurami itu bisa tahu bahwa ada suatu kehidupan diluar kolam padahal ia tidak dapat melihatnya? , jawabannya adalah karena adanya getaran yang ia rasakan dari gelombang di permukaan air kolam akibat dari tetasan air hujan.
Getaran yang dirasakan ikan gurami itu adalah gravitasi dan cahaya dari alam semesta lain yang kita rasakan sebagai bukti keberadaan-nya.
Max Tegmark adalah seorang profesor fisika dan astronomi di Universitas
Ia begitu mempercayai keberadaan parallel universe ini , sedemikian kuat sampai-sampai dalam salah satu artikelnya di Science American yang berjudul "Parallel Universe", ia menyatakan bahwa Max Tegmark di alam semesta lainnya adalah seorang pengembang perangkat lunak dengan gaji cukup besar ( sumber http://www.sciam.com ).
Penelitian terbaru menyebutkan bahwa keberadaan alam semesta terdekat berjarak sekitar 1028 meter dari bumi kita.
Alam semesta ini belum belum dapat kita lihat . Jarak terjauh yang dapat kita lihat sampai saat ini adalah batas alam semesta kita yaitu sekitar 4.1026 meter.
Keberadaan alam semesta terdekat yang sama dengan alam semesta kita berjarak sekitar (1010)118 meter dari bumi kita.
Dasar teori parallel universe adalah ketidakterbatasan jagat raya yang memberikan kemungkinan ada alam sesta lain. Teori big bang menyebutkan bahwa semua benda di seluruh jagad raya berasal dari suatu titik yang mengalami ledakan hebat.
Benda-benda ini adalah yang kita sebut dengan galaksi . Penelitian membuktikan bahwa semakin kita mempelajari jagad raya , semakin banyak pula galaksi yang kita temukan (Kenneth Krane ,1992).
Saat ini diperkirakan ada 1011 galaksi di Jagad Raya yang sangat mungkin juga memiliki suatu peradaban/kehidupan seperti di galaksi kita.
Galaksi yang mempunyai kehidupan kita sebut sebagai alam semesta , dan tidak tertutup kemungkinan bahwa di jagad raya ternyata mempunyai alam semesta dengan bumi seperti yang kita huni ini.
Teman-teman tahu ngga'? teori parallel universe ini dulunya hanya dianggap sebagai teori metafisika ,bukan teori fisika.
Perbedaan utama antara teori metafisika dengan teori fisika adalah kemampuan suatu teori untuk dapat diuji kebenarannya.Teori metafisika tidak/belum dapat diuji kebenarannya sedangkan teori fisika sudah dapat diuji kebenarannya.
Saat ini teori parallel universe sudah merupakan teori fisika , meskipun awalnya berupa teori metafisika , seperti juga teori
Max Tegmark mengungkapkan bahwa ahli fisika telah menetapkan ada 4 tingkatan parallel universe.
Level I : Beyond Our Cosmic Horison
--> Merupakan teori parallel universe yang paling kecil tingkat kontoversialnya.Teori ini menyatakan bahwa parallel universe tidak dapat kita lihat karena ia berada diluar garis horison alam semesta kita.
Analoginya seperti kita melihat kapal di tengah laut. Kita tidak dapat melihat kapal apabila ia berada di luar horison. Tetapi jika kapal itu mendekati kita , dan masuk dalam horison , kita akan dapat melihat kapal itu sedikit demi sedikit.
Parallel universe level I oleh ahli fisika digambarkan bahwa alam semesta kita seperti gelembung udara yang saling berdesak-desakan dalam ruang yang disebut jagad raya.
Level II : Other Postiflation Bubbles
--> Level ini menyatakan , bila alam semesta pada level I dapat dikelompokkan menjadi satu multiverse , maka jagad raya ini terdapat banayk multiverse.
Teori ini didasarkan pada teori Chaotic Eternal Inflation , yang menyatakan bahwa jagad raya kita terus berkembang semakin membesar sejak terjadinya big bang hingga sekarang.
Teori ini menyatakan bahwa kita selamanya tidak dapat melihat multiverse lainnya dikarenakan cepatnya perkembangan jagat raya yang menjadi perantara multiverse.
Level III : Quantum Many World
-->Teori ini menyatakan bahwa alam semsta lainnya berada disekitar kita! Teori ini berkembang dari teori mekanika kuantum yang menyatakan bahwa proses kuantum acak menyebabkan alam semesta bercabang dengan banyaknnya kemungkinan yang terjadi.
Perbedaan mendasar pada level I dan III adalah letak alam semesta yang sama dengan alam semesta kita.Level I menyatakan bahwa alam semesta yang sama dengan alam semesta kita kita berada diluar horison , sedangkan level III mengatakan alam semesta yang sama dengan alam semesta kita kita berada pada cabang kuantum lainnya.
Level III merupakan teori parallel universe yang paling tinggi kontroversialnya , karena teori ini berkembang dari teori mekanika kuantum yang juga kontoversial.
Level IV : Other Mathematical Structures
--> Merupakan teori paralllel universe yang matematis dan menggunakan semua kemungkinan yang ada. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta lainnya tidak hanya berada di luar horison alam semesta kita tetapi juga berbeda dengan alam semesta kita dalam segala hal , misalnya : waktu , hukum fisika , dan jagat raya.
Alam semesta pada level IV ini sangat sulit untuk divisualisasikan karena banyaknya kemungkinan yang dapat terjadi.
Salah satu buktinya adanya parallel universe ini ditemukan oleh dua orang ahli fisika , Dr.Robert Foot dan Dr.Saibal Mitra ,
Bukti tersebut mereka temukan pada penelitian asteroid Eros berupa adanya percikan mirror matter. Mereka mendefinisikan mirror matter sebagai bayang cermin dari sesuatu yang ada di alam semesta sebagai penyetabil alam semesta.
Mirror Matter ini ada sebagai pemenuhan kodrati alam yang selalu simetris dan mempunyai dua sisi , kanan dan kiri.
Alam semesta adalah sisi kiri dan mirror matter adalah sisi kanannya. Kita pada saat ini belum dapat melihat keberadaan mirror matter karena ia berinteraksi dengan alam semesta kita hanya melalui gravitasi.
Tak dipungkiri lagi, bahwa Planet Bumi tempat dimana kita berpijak ini merupakan tempat yang sangat ideal untuk menunjang kehidupan. Kita patut bersyukur kepada Tuhan YMK, sebab kita tidak perlu repot-repot membeli oksigen untuk bernafas karena Bumi diciptakan kaya akan Oksigen yang persediaannya tak terbatas. Bumi juga kaya dengan air untuk menunjang kehidupan kita. Selain itu, Bumi juga tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin untuk kita tinggali, serta alamnya akan selalu diremajakan oleh proses-proses organis.
Pernahkah suatu saat kita bertanya-tanya, adakah Planet yang memiliki karakteristik mirip dengan bumi sehingga juga sangat layak untuk menunjang kehidupan manusia seperti kita? Jawabannya mungkin ada. Pada beberapa waktu lalu ada penemuan dibidang astronomi yang cukup penting yaitu ditemukannya sebuah Planet yang mengelilingi sebuah bintang tetap di Gleise 581. Kita menyebutnya sebagai "Super Earth". Planet ini diklaim merupakan tempat yang paling bersahabat untuk kita tinggali karena kondisi-nya dikatakan mirip dengan bumi. Belum diketahui, apakah di Planet tersebut juga berlangsung kehidupan cerdas seperti di bumi atau tidak. Namun, tidak ditutup kemungkinan bahwa ada kehidupan disana. Mungkin ada lebih banyak lagi Planet-planet seperti ini di Kosmos dan butuh waktu yang tidak terlalu singkat juga untuk menemukan yang lainnya.
Biasanya, untuk bisa menduga-duga bahwa disuatu tempat di jagat raya ini terdapat kehidupan atau tidak, kita selalu melihat dari kondisi tempat itu sendiri. Apakah disana terdapat kandungan air dan oksigen yang melimpah seperti di Bumi atau tidak? serta beberapa pertimbangan lainnya. Seperti yang kita ketahui bahwa air merupakan sumber kehidupan. Misalnya apabila dikatakan terdapat sumber air di Mars, mungkin tidak tertutup kemungkinan adanya kehidupan di planet tersebut. Memang, dahulu kala terdapat 3 planet besar di tata surya kita yang tertutup air, termasuk diantaranya Mars. Namun kini hanya Bumi-lah yang dikatakan "basah". Faktanya, tentunya sangat sulit menemukan planet yang memiliki kandungan air berlimpah. Oleh sebab itulah, sampai saat ini astronomi mengatakan dari 8 Planet Besar yang mendominasi di Galaksi Bima Sakti, Bumi-lah satu-satunya Planet yang memiliki kehidupan. Kita tidak perlu mengatakan di jagad raya, sebab akan terlampau terlalu banyak bintang dan planet-planet yang membentuk galaksi-galaksi disana, belum lagi ditambah beberapa Nebula yang semakin merumitkan pikiran. Cukup kita mulai dari Galaksi kita sendiri saja.
Lalu, kita bertanya-tanya lagi. Mungkinkah planet-planet yang memiliki karakteristik yang sangat jauh dari bumi dapat memiliki suatu kehidupan? Apakah mungkin juga terdapat makhluk hidup yang dapat bertahan hidup tanpa memerlukan air bahkan oksigen? adakah suatu jenis makhluk hidup yang dapat bertahan hidup dari kondisi alam yang sangat ekstrim, jauh dari kondisi alam di bumi? itulah pertanyaan yang sering menghiasi pikiran saya. Dan, untuk saat ini ilmu pengetahuan menjawab semuanya itu mungkin!
Anggapan bahwa kehidupan hanya dapat tumbuh subur dalam keadaan seperti di bumi ini sekarang dengan adanya penelitian telah ketinggalan zaman. Salah sekali jika orang menduga bahwa ke hidupan tak mungkin tanpa air dan oksigen, sebab di bumi kita pun terdapat bentuk kehidupan yang tidak memerlukan oksigen, yakni yang di sebut bakteri-bakteri anaerobik. Oksigen dalam jumlah tertentu dapat meracuni bakteri-bakteri semacam ini. Mengapa tidak mungkin ada kehidupan yang lebih tinggi tingkatnya, yang tidak memerlukan oksigen?
Asumsi bahwa kehidupan hanya dapat ada dan berkembang di atas planet seperti bumi ini, sudah tak dapat dipertahankan lagi. Menurut tafsiran, di bumi kita ini terdapat 2.000.000 jenis makhluk hidup. Dari jumlah ini, ditaksir (lagi-lagi ditaksir) hanya 1.200.000 yang telah dikenal secara ilmiah. Dari jumlah yang telah dikenal ini terdapat beberapa ribu yang menurut alam pikiran sekarang, seharusnya tidak mampu untuk hidup. Dasar pemikiran tentang kehidupan perlu dipertimbangkan kembali dan diuji lagi kebenarannya. Sebagai contoh misalnya orang menduga bahwa air yang diradioaktif akan bebas
Eksperimen-eksperimen yang dibuat oleh Dr. Howard Hinton dan Dr. Blum dari
Alam semesta ini ditaksir telah berusia dua belas ribu juta tahun. Di bawah mikroskop, batu-batu meteor membuktikan adanya bekas zat organik di dalamnya. Bakteri yang telah berusia jutaan tahun bangun dan menunjukkan kehidupan baru. Spora-spora yang melayang-layang di ruang angkasa melintasi alam semesta dan kadang-kadang tertangkap oleh lapangan gravitasi dari sesuatu planet. Kehidupan baru telah berjalan dan berkembang dalam siklus abadi dari penciptaan selama berjuta-juta tahun.
Kita juga pernah mendengar tentang adanya bakteri-bakteri yang hidup di dalam gunung berapi, bakteri yang memakan batu-batuan, dan bakteri yang menghasilkan besi. Maka bertambah pulalah pertanyaan yang menunggu jawaban.
Sekian banyak penelitian yang berhati-hati atas jenis batu-batuan dari segenap penjuru dunia, membuktikan bahwa kerak bumi ini telah terbentuk empat ribu juta tahun yang lalu. Dan dari segala apa yang diungkapkan oleh ilmu pengetahuan itu di antaranya diketahui bahwa sesuatu makhluk hidup yang menyerupai manusia telah ada sejak 1.000.000 tahun yang lalu. Dari masa satu juta tahun itu hanya 7.000 tahun saja yang dikenal sebagai sejarah hidup manusia. Itupun dicapai dengan banyak mengorbankan tenaga, petualangan dan sebagian besar karena kepenasaran. Tetapi apa artinya 7.000 tahun sejarah hidup menusia jika dibandingkan dengan ribuan juta tahun sejarah alam semesta ?
Kembali kepada suatu pernyataan diatas, mengapa dikatakan tidak mungkin terdapat kehidupan yang lebih tinggi tingkatnya, yang tidak memerlukan oksigen bahkan air? Mungkin ini pertanyaan yang dianggap terlalu berani, namun itulah arti dari sebuah kejujuran. Astronomi kita usianya masih terlalu muda dan alam semesta masih belum dapat dipahami sepenuhnya.
Di tata surya kita, terdapat 4 planet terestrial yaitu Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Terestriall artinya mirip bumi dan semuanya memang mirip. Merkurius, tertutup banyak kawah tapi atmosfirnya tak banyak. Dengan demikian Merkurius adalah "negeri" dengan suhu yang ekstrim. Siang hari, suhu di Planet ini mencapai 427 derajat Celcius dan porsi bagian planet yang tak terkena sinar matahari mencapai suhu -184 derajat celcius. Lain halnya dengan tetangganya Venus yang kaya atmosfer sehingga suhu di Planet ini hampir tak pernah berganti, sehingga planet ini dikatakan sebagai planet terpanas di tata surya kita dengan suhu berkisar 482 derajat celcius. Lalu Mars yang memiliki suhu rata-rata -55 derajat celcius. Sepertinya planet-planet seperti itu tidak akan pernah mendukung kehidupan, apalagi tak ada sumber air disana.
kita kembali pada suatu pernyataan bahwa alam semesta ini belum dapat dimengerti sepenuhnya. Manusia memang mengatakan planet-planet tersebut tidak layak untuk ditinggali. Namun, bukan berarti kita harus mengatakan tidak mungkin ada kehidupan di planet-planet tersebut. Mungkin saja ada jenis makhluk tingkat tinggi yang mampu bertahan dengan kondisi-kondisi ekstrim seperti itu dan kita belum mengenali mereka. Alam semesta ini masih banyak menyimpan misteri.
SETI dan Persamaan Drake
SETI merupakan singkatan dari Search Extra Terrestrial Intellegence. Sebuah Badan dimana didalamnya berisi sekelompok ilmuwan yang memiliki pekerjaan paling aneh di dunia. Ya, mereka berusaha mencari peradaban makhluk asing. Proyek SETI sebagian besar memang ditangani oleh para astronomer radio yang melakukan penelitian yang amat unik, mereka berusaha mencari sinyal berupa pancaran radio maupun transmisi laser dari teknologi peradaban cerdas yang jauh. Para Ilmuwan SETI yakin bahwa kedua jenis sinyal tersebut dapat dipancarkan dengan biaya yang relatif murah. Namun yang perlu diketahui bahwa SETI tidak melakukan studi terhadap fenomena-fenomena UFO yang memang dikatakan sering terjadi.
Pencarian sinyal-sinyal radio tersebut memiliki strategi yang cukup unik, dimana mereka mencari sinyal dalam gelombang mikro yang memiliki rentang frekuensi yang amat sempit di luar tata surya. Ini adalah jenis sinyal yang memiliki potensi besar untuk dideteksi. Diantara seluruh rentang spektrum sinyal radio, frekuensi 0.5 - 60 GigaHertz (GHz) merupakan frekuensi yang paling bebas dari gangguan oleh sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh benda-benda alamiah. Peradaban manapun yang telah mengembangkan teknologi radio pasti akan menyadari hal ini juga dan memancarkan sinyal menurut fakta ini. Atmosfer kita pada umumnya menghalangi kita memancarkan sinyal dengan frekuensi di bawah 12 GHz, dan justru peradaban lain mungkin punya alasan untuk memilih frekuensi serendah ini.
Perkembangan teknologi kita masih terlalu muda, sebagian besar baru dikembangkan satu dua abad terakhir ini. Dan mungkin saja perkembangan teknologi peradaban di luar
Seth Shostak, seorang Astronomer dari SETI Institute mengatakan bahwa peradaban yang mungkin kita deteksi "adalah masyarakat dengan ribuan atau jutaan tahun dari teknologi dalam sabuk komunikatornya" Sebuah brosur public relations dalam institut SETI (1999, hal.14) mencatat bahwa "Adalah sebuah keyakinan umum bahwa peradaban apapun yang kita deteksi mungkin jauh lebih maju dari peradaban kita, kemungkinan ratusan atau ribuan tahun atau lebih di atas kita". Jill Tarter (1998) berspekulasi tentang "sepuluh juta tahun". Ray Norris (1999) membela satu juta tahun sebagai perbedaan umum yang paling mungkin. Ia menambahkan bahwa kemungkinan ETI kurang dari satu juta tahun di atas kita adalah sangat rendah. Kurang dari satu kemungkinan dalam seribu kemungkinan. Charles Lineweaver (1999) menyimpulkan perbedaan umur mungkin 5,2 juta tahun dan menunjukkan betapa "naïf", dan "bodoh" asumsi-asumsi pencarian SETI.
Adalah Martyn Fogg (1987) memperhitungkan bahwa banyak sekali peradaban teknis muncul di galaksi kita sekitar empat juta tahun yang lalu, dan beberapa muncul lebih awal (beberapa di antaranya bahkan ada sebelum system tatasurya kita terbentuk). Tentu saja, hasil dari simulasi komputernya mengindikasikan bahwa seluruh galaksi kita mungkin telah berkolonisasi selama
Untuk mendapatkan beberapa perspektif tentang arti dari jumlah yang banyak ini, adalah berguna untuk mengingat bahwa peradaban kita hanya berumur sekitar sepuluh ribu tahun, atau lebih muda dalam beberapa defines. Baru seratus ribu tahun yang lalu nenek moyang kita adalah pemburu-pengumpul makanan menggunakan alat-alat batu dan hanya bahasa kuno. Jika peradaban diluar
Karena banyak yang beranggapan potensi keberhasilannya terlalu kecil, maka hanya sedikit orang yang akhirnya meneliti peradaban makhluk cerdas di luar bumi. Hal ini juga membuat Pemerintah Amerika Serikat enggan mengucurkan banyak dana untuk proyek SETI. NASA mempunyai program SETI yang diawali lagi di tahun 1989 dan meneliti dengan teleskop pertama kali di tahun 1992, lalu dihentikan oleh kongres 1 tahun kemudian di tahun 1993. Dari sumber yang saya dapat, peneliti SETI menerima $12 juta setahun, itu dari $14 miliyar anggaran NASA untuk 1 tahun. $12 juta setahun yang diterima SETI tersebut juga dikatakan teralalu berlebihan karena lagi-lagi dikatakan kemungkinan suksesnya sangat kecil. Jadi dilakukan penyesuaian ulang terhadap $12 juta yang dihabiskan untuk proyek ini. Kini, SETI didanai oleh swasta. Jika para ilmuwan mau menggunakan parabola raksasa pemerintah untuk melakukan penelitian, mereka harus mengantri dengan peneliti lain dan menyewa dengan biaya $6000 perhari.
Sekarang kita berada di sebuah planet kecil yang mengelilingi sebuah bintang tetap. Di luar sana terdapat sekelompok bintang yang disebut galaksi. Di malam yang cerah, kita bisa melihat banyak bintang diangkasa. Itu hanya sebagian dari 400 miliyar bintang yang diperkirakan berada di galaksi kita. 400 miliyar bintang dalam satu galaksi tentu begitu sangat mengagumkan. Jika salah satu diantaranya memiliki planet, dan jika salah satu diantaranya ada kehidupan, kemudian disalah satu bentuk kehidupannya merupakan makhluk cerdas, pasti ada jutaan peradaban di angkasa sana. Tapi jika tak ada, berarti terjadi pemborosan ruangan.
Dengan teleskop ruang angkasa Hubble kita dapat menemukan lebih banyak lagi bintang-bintang yang membentuk galaksi. Kemungkinan ada 50 miliyar galaksi lain di alam semesta yang masing-masing memiliki ratusan miliyar matahari. Seth Shostak, seorang astronomer dari SETI Institute bahkan mengatakan perumpamaan yang berbunyi demikian, "Ada lebih banyak bintang di alam semesta dari pada butiran pasir di pantai bumi. Dan jika ada pasir dimana terjadi sesuatu yang menarik, dimana ada makhluk hidup yang pandai, berarti itu sangatlah istimewa."
Di tahun 1961, astronomer Frank Drake berusaha memperkirakan jumlah peradaban berteknologi di galaksi kita. Ia menghasilkan sebuah persamaan yang diberi nama persamaan Drake. Uniknya, persamaan Drake tertera di semua buku SETI, bahkan juga kalau kita membeli kaus souvenir SETI, pasti dibelakangnya akan dicantumkan pula persamaan tersebut.
Note : Lebih jauh mengenai persamaan Drake, click disini
Dimulai dengan jumlah bintang di galaksi, yaitu sekitar 400 miliyar. Untuk mencari kehidupan, kita butuh bintang yang memiliki planet seperti halnya matahari. Namun, sampai tahun 1995, pada Astronom belum menemukannya. Lalu astronomer mulai memakai peralatan baru yang bisa melacak keberadaan terkecil bintang yang memiliki planet. Mereka menemukan sistem planet di galaksi tetangga kita, Andromeda. Teleskop ruang angkasa bahkan memotret sebuah planet di konstelasi Torus. Penemuan terakhir menunjukkan sedikitnya 3-5 % dari semua bintang memiliki planet dan persentase sebenarnya mungkin lebih tinggi lagi. Tapi, berapa bintang yang memiliki planet yang memiliki kandungan air? Dari 8 planet di tata surya kita, 3 diantaranya dulu basah, tapi kini hanya di bumi yang memiliki lautan. Di tata surya kita, setidaknya ada satu planet yang ada kehidupan yaitu bumi. Jadi, katakan saja di tiap tata surya ada satu planet yang bisa ada kehidupan.
Berikutnya yang kita butuhkan adalah kehidupan yang memiliki teknologi. Jika ada makhluk pandai di planet lain, cepat atau lambat ilmu pengetahuan akan berkembang. Andai 2 dari 10 kehidupan memiliki teknologi radio, itu berarti ada 2 miliyar peradaban di galaksi kita yang bisa mengirim sinyal. Tapi, apakah peradaban-peradaban seperti itu masih ada?
Bagian terakhir dari persamaan Drake adalah masa hidup dari peradaban yang memiliki teknologi tersebut.
Misalnya ada 40.000 peradaban diantara 400 miliyar bintang, mengapa kita belum mendengar transmisi apapun dari peradaban lain?
Menurut para ilmuwan, kita harus mencari 1 dari 10 juta bintang. Tapi menurut fiksi ilmiah, jika persamaan Drake benar makhluk asing seharusnya sudah ada disini. Sepertinya keturunan kita akan menjelajah dari bintang ke bintang dengan lebih pelan dari kecepatan cahaya dalam sebuah pesawat besar. Butuh waktu lama untuk sampai ke bintang lain. Mengembangkan koloni, industri, mengembangkan teknologi dan kemudian mulai menjelajah ke bintang lain. Jika itu terjadi, keturunan kita butuh waktu 60 juta tahun untuk memenuhi galaksi kita.
Jadi pertanyaan yang muncul adalah, mengapa mereka belum tiba disini? Kemungkinan pertama yaitu peradaban terlalu terpencar untuk melakukan kontak. Ide berapa lama peradaban bisa bertahan dan kemungkinan spektrum kita dalam spektrum waktu dapat berhubungan dengan spektrum makhluk pandai lainnya agar kita saling dapat bertemu. Kemungkinan kedua ialah tak ada peradaban lain yang memiliki teknologi. Mungkin kehidupan di planet lain hanya merupakan lumba-lumba, gurita, makhluk-makhluk air yang aneh yang sama sekali tak pernah keluar dari planet mereka. Kemungkinan ketiga, peradaban lain punya teknologi tapi mereka tidak memiliki keingintahuan mengenai bagian jagad raya yang lainnya. Atau mungkin sebenarnya makhluk asing tahu segalanya tentang kita? Meraka sengaja tidak melakukan kontak agar lebih leluasa untuk melakukan pengamatan kepada kita. Bagaimana jika kita sebenarnya telah lama dimati oleh mereka tanpa kita pernah mengetahuinya? sebab mereka suka dengan seni dan kebudayaan kita?
Referensi:
*Jonathan Ward, Understanding the Extra Terrestrial, 1998
*Tri L Astraatmaja, Adakah Seseorang di Luar Sana?
*Allen Tough, 5 Strategi Memperoleh Kontak Dengan E.T
*Wikipedia